Tuesday, September 29, 2015

Why I Quit My Job?


Assalamualaikum

Postingan kali ini terinspirasi dari video youtube Lizzie Parra tentang perjalanan karir dia untuk menjadi make up artist. Buat kamu yang mau liat videonya, kamu bisa klik linknya disini. Dengan hashtag #changedestiny dia menceritakan perjalanan karirnya untuk menjadi make up artist hingga bisa sampai terkenal seperti sekarang.

Buat aku sendiri, banyak sekali orang dekat dan yang baru kenal menanyakan kenapa aku resign dari kantor. Rata-rata komen nya sewaktu tau adalah, "kenapa kok resign?" "gak betah emangnya?" "kan sayang gajinya lumayan dan jabatannya juga oke" dan seterusnya. Satu hal yang menjadi pemikiran aku pada saat itu adalah, aku gak mau terjebak dengan yang namanya comfort zone. Karena menurutku, gak ada perubahan yang akan terjadi apabila aku tetap stay di comfort zone tersebut. Aku bakalan stagnan, jenuh dan jalan di tempat. Menjadi consultant memang bukan jabatan yang mudah untuk dicapai, penuh dengan perjuangan dan usaha yang terus menerus dan juga tidak boleh yang namanya bosan untuk terus belajar. Aku yang seorang introvert kala itu, diharuskan untuk bertemu, meeting, and talk with the client and it was not easy at aaaallllll. Penuh dengan air mata dan jantung yang selalu berdegup dikala harus berhadapan dengan client. Tetapi dengan support dari atasan dan teman kerja, itu semua bisa di handle dan lama kelamaan seperti menjadi makanan sehari-hari.

Kurang lebih 3 tahun menjalani karir sebagai seorang consultant, suatu hari aku merasa kata hati aku bilang bahwa yang aku jalani ini adalah comfort zone dan kalau terus menerus dijalani aku gak akan berubah seperti mimpi dan cita-cita yang udah aku bangun dari sejak lama. Salah satu titik balik juga adalah ketika almarhum papa pada bulan februari menghadap kehadirat Allah SWT. Disitu aku merasa bahwa ini saatnya untuk aku berubah dan mengejar passion serta mimpi aku selama ini. Pada bulan juli, tepat 1 minggu sebelum lebaran aku resign dan resmi jadi pengangguran, jeng jeng jeng........

And to tell you the truth, it was so hard! Dari yang tadi nya tiap hari berangkat ke kantor, kerja dan beraktivitas, menjadi seseorang yang jobless dan pennyless (gak punya penghasilan tetap). Untungnya masih punya tabungan untuk tetep bisa bayar kebutuhan rumah seperti bayar listrik, air, internet, tv dan jajan-jajan sedikit. Awal-awal resign masih menikmati, ibarat lagi honeymoon dan sangat menikmati sekali detik demi detik. Tapi sebulan berikutnya merasa gelisah, untungnya pada saat sebelum resign sempat ditanya sama bos kantor aku, mau ngapain emangnya kalo udah resign? Saat itu aku jawab, mau jualan beras pak. Padahal itu jawaban improvisasi, yang keluar gitu aja dari mulut tanpa direncanakan. Semenjak saat itu aku beneran planning mau jualan beras sekalian membantu petani-petani di cianjur untuk memasarkan produk mereka dan alhamdulillah kesampaian. Sampai saat ini aku aktif berjualan beras cianjur termasuk beras merah dan beras hitam. Alhamdulillah responnya positif dan sudah ada tempat-tempat dan reseller yang memasarkan lagi beras-beras jualanku.

Tapi yang namanya berdagang itu pasti ada surut nya juga. Paling kerasa ketika lagi sepi pembeli, mati gaya juga sih di rumah. Setelah berusaha memasarkan, menawarkan tetapi memang yang belinya beras nya lagi numpuk di rumah kan aku bisa apaaaaa hehehe. Ya begitulah pasang surutnya jadi pedagang but I enjoy the process. Semua pasti berproses termasuk aku yakin jalan Allah pasti ada buat hambanya yang berusaha.


Sampai suatu ketika, kenalan alm papa ada yang menawarkan untuk menjadi dosen di Sekolah Tinggi Komunikasi (STIKOM) yang beliau kelola. Sekolah tersebut memang baru dan mencari dosen untuk kegiatan mengajar mereka untuk semester yang baru ini. Setelah bertemu dan seperti di interview, alhamdulillah di tawarkan untuk mengajar mata kuliah sosiologi komunikasi untuk 3 kelas dan rencananya hari kamis ini, bertepatan dengan hari ulang tahun juga aku akan mulai untuk ngajar. Mohon doanya supaya lancar dan bisa berjalan dengan baik sehingga cita-cita aku untuk menjadi dosen bisa kesampaian.

Satu yang pasti, aku masih ngerasa belum apa-apa dan masih banyak rencana yang mau aku kejar juga seperti menjadi dosen tetap dan dapat sekolah S3 dan rencana yang lain juga tetapi Insya Allah aku selalu bersyukur atas apa yang terjadi di masa lalu dan yang sedang saat ini aku kerjakan. Aku yakin ini semua pasti sudah atas izin dan rencana Allah SWT. Mungkin kalau pada saat itu aku tetap kekeuh tidak mengikuti kata hati, aku gak akan bisa nyobain hal baru yang memang sudah aku impikan sebelumnya.

Buat kamu yang ngerasa lagi terjebak di comfort zone, lagi bimbang dan gelisah, coba untuk luangkan waktu mu sebentar untuk meditasi, sholat istikharah, have a deep conversation with yourselfs and family of course and make a plan. Ask yourself, what are you gonna do after 5 years or 10 or 20 years from now? For me, it really helps to make my dreams more visible and real.
       

No comments:

Post a Comment